Sabtu, 04 Februari 2012

seutas Cinta diatas Singgasana Tahta-Nya



Cinta itu tulus, berani terbang meski ia harus terjatuh
berani terjatuh, meski harus terluka
berani terluka meski harus menangis,
meski menangis tapi dia tetap tegar dan bahagia memiliki cinta
walau akhirnya harus pergi
karena stiap awal pasti ada akhir
ada tanya pasti ada jawabnya
ada cinta, pasti ada yang menberikannya

Tuhan memberikan Cinta pada stiap insannya
sekeping hati untuk dicarinya hingga bertemu
menjadi cinta yang utuh dan murni
dalam kata Cinta

cinta yang putih seperti kapas, 
harum seperti mawar,
indah seperti cakrawala
tag dapat disentuh, namun dapat menyentuh
tak tampak oleh mata, namun dapat dirasakan
cinta itu tulus dalam sajak dan kata
cinta itu adil bukan curang
cinta itu tulus tanpa syarat
dalam memberi dan menerima
saling mengisi dalam kekosongan,
membantu dalam kesulitan
tertawa dalam kebahagiaan insan, 
bukan menangis diatas derita insan
memberi dalam sambutan kasih dan sayang
meski luka dan lara hadir dalam perjalanannya
namun cinta selalu membrikan kekuatan

cinta tak mendatangkan dendam dan kebencian
tapi cinta selalu memilih dengan hati dan kejujuran
cinta dapat meredam kebenciandalam diri
cinta dapat membangkitkan semangat
cinta dapat membuat orang bahagia

membicarakan cinta.. tak kan ada habisnya..
prasaan cinta yang kadang tak dapat dipungkiri
membuat seorang kadang kala diam dan sukar mengungkapkannya
hanya karena satu kata "Malu dan takut ditolak" !!!!!!!!!!

saat hendak menyetujui cinta itu...
getar cinta mulai terjalin dalam bait dan pena
membelai melambungkannya dalam nirwana
hingga saat cinta itu pergi
dia trhempas dari lambungan kata cinta itu
terhenyak dalam sendiri
membisu dalam keramaian
tersuruk dalam kebencian dan dendam
yang disebabkan egoismenya, hingga menyalahkan cintalah penyebabnya
padahal cinta tak tau apa - apa
dia hanya singgasana dalam tahtanya
dia hanya sebuah perasaan yang dikaruniai Tuhan 
untuk semua hamba-Nya
tapi lagi - lagi insan selalu menyalahkan cinta
dan membuat cinta itu dalam kebencian
hingga putihnya cinta yang Agung terbias sesal dan hitam
hanya karena kesalahan dalam kata cinta dan mengartikan Cinta sebenarnya

memiliki, memberi, merasakan dan menjaganya, itulah hak insan untuk cintanya

Celotehan orang tak penting dalam ceritanya

Aku begini, dia begitu..... Aku kesini dia kesitu
Aku datang dia pergi, dia datang aku diam
Aku resah, risih, dengan suara berisik
Gusar disampingmu, tak jelas masalah dan apa sebabnya
Jalan keluarnya, hanyalah duduk diam dalam sahajaku,

Bla, bla, bla, itu katamu... Kesana kemari, itu gerakmu
Sesekali Melotot, muka merah, teriak, sedih, diam, dan mangerang seraya menggerutu
itu gerak, suara dan sikapmu

Masih diam dalam sahajaku
Duduk manis tak menyimak
Bukan tag suka tapi tak tau
Hanya diam, tersenyum, sesekali menatap, menundukan wajah... itu lah aku
Bingung, bengong, dongo, datar... itu ekspresiku, dan sikapku
Memperhatikan mu sok jadi pendengar setia

Bla, bla, bla, itu katamu lagi
Komat kamit gerak mulutmu
Geleng sana geleng sini kepalamu
Tapi aku tetap diam dalam sahajaku
Tag tau harus berbuat apa
Harus Berpendapat apa, dan apa solusinya
Hanya senyum basi yang merekah
bagai bunga segar tapi bunga bohongan
hanya menghargaimu yang berceloteh menceritakan masalahmu
tapi dirimu orang tak penting bagiku

saat kau tau ku tak baik jadi pendengarmu,
kau caci maki aku dalam celotehmu
dan ku katakan ceritamu tak penting bagiku