Jumat, 21 Oktober 2011

Renungan Tentang IBU . . . . . . .

          Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu………..????
Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda…… Bunda selalu membawa kita kemanapun ia pergi. Tak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita walau sejenak. Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini. Bunda pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang…… Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam hari… mengganti popok kita yang basah, memberikan kita air susu ketika kita lapar. Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu. Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang Lalu apa balasan kita waktu itu???? Kita sering membuat basah baju bunda dengan air kencing kita, Dan Bunda tak pernah sekalipun memarahi kita.

          Usia kitapun beranjak perlahan, Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah……??? Setiap pagi, Bunda selalu memandikan kita,………menyuapi kita. mengantar kita dan menunggui kita,Bunda begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah. Dan kita hanya bermain ketika itu. Lalu ketika kita beranjak remaja. Bundapun tak henti untuk menghawatirkan kita. Ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan. Bunda hanya menatap dengan penuh cemas…… Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana……

          Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri… Sering bunda membelikan kita baju, sepatu, celana baru. Dengan harapan kita akan merasa senang. Ingatkah pula apa kata kita ketika itu… “Ah….bajunya udah kuno gak mau ah” bunda ‘nggak tau selera anak muda… dan bunda hanya tersenyum saja. Saat kita mengenal cinta akan sesama… Sering kita membohongi bunda hanya untuk bercinta semata…… Dan bundapun tak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita. Ketika bunda bilang………”Nak…….mestinya kamu sekolah dulu yang benar. jangan dulu berpacaran….” Lantas kita hanya menjawab ”bu, saya udah gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan terlalu mengatur saya dong!!” Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang…

          Apakah kita ingat saat kita memasuki bangku kuliah. Bunda dengan penuh semangat memberikan biaya kuliah kita yang setinggi langit, Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang sedikit beranjak dewasa. Ketika kita butuh uang utk menuntaskan hasrat cinta muda kita. Sekali lagi kita sering membohongi bunda, dengan mengatakan….”bu……saya butuh uang….untuk biaya praktikum……kira-kira…. sekian juta..” Lalu bunda bilang… ”nak…….apa tidak bisa di cicil…?? Kita dengan segera menjawab….. ”gak bisa bu….harus sekali bayar……..”


          Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak bunda ketika itu……
Jika saja bunda tahu bahwa itu hanyalah alasan kita semata…..karena mungkin saja yang sebenarnya adalah kita butuh uang untuk mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang saja… Dan ternyata bunda selalu saja menyayangi dan berusaha mempercayai kita. Pada saat kita lulus kuliah……… Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya bunda mendapati anaknya sudah menjadi seorang sarjana menangis penuh haru bahagia bunda ketika itu Lalu tak lama setelah itu. tiba-taba….
          “Bu….sekarang saya sudah dewasa……saya ingin menikahi si anu……….karena saya mencintai dia………boleh kan bu……..? ”Mungkin bunda akan bilang ; ”Nak mustinya kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit mapan mungkin kamu bisa menikah” Lalu apa jawab kita; ”Bu! kalo ibu percaya, .saya sanggup untuk memberikan makan dia tanpa ibu kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya untuk menikah sekarang, saya sudah dewasa bu, bukan anak kecil yang segalanya harus ibu perhatikan!! !” Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka bundapun sekali lagi meluluskan keinginan kita, sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk mengarungi biduk rumah tangga kita nanti. Tak berapa lama setelah itu, kitapun merasa sanggup untuk hidup terpisah dari beliau….maka sekali lagi kita merajuk pada bunda. Pada saat bunda sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari senjanya. Dan bunda tak pernah meminta kita untuk menemaninya karena bunda pikir anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri. Bertahun-tahun kita meninggalkan bunda dan mungkin hanya setahun sekali saja kita menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja. Lalu, ketika Bunda sakit di hari tuanya, Mungkin bunda mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia. Tapi, sering kita mengabaikan harapan bunda. Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak berdaya itu, .maka dengan tanpa ragu lagi kita antarkan bunda pada sebuah panti jompo, kita tinggalkan bunda dengan segala harapannya terhadap kita. Lalu pada saat Allah hendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita. Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa bunda telah tiada. Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah bebal dan telinga kita sudah tuli akan kenyataan ini.

          Ada sesal mungkin di sana, .sesal yang tak akan terbalas dengan sejuta tetesan air mata kita. Dan kitapun hanya meratapi kepergian bunda, ya bunda yang sudah mencetak kita dengan segenap kasih sayang bunda yang tak terperi ketulusannya, sesal yang tiada guna ketika kita tahu bunda pergi bersama setitik harapan bunda bahwa dia ingin anaknya ada ketika hembusan nafasnya yang terakhir memutuskan kehidupannya. Dan kita hanya terpekur menatap bekunya batu nisan bertahtakan nama bunda. Itupun jika masih ada secuil nurani kita yang masih berwarna putih.

Pertama baca yg prtma krasa adlh pnyesalan yg luar biasa besar atas smua dosa yg prnah ak lakukan slama ini kpada manusia plg brharga d dunia ini,Ibuku. Utk saat ini bundaku Alhamdulillah msh sehat wal'afiat, smga renungan ini brmanfaat utk siapapun yg membacanya utk sll mnjdi anak yg brbakti pada org tuanya, smoga rahmat dan hidayahNya sll dipancarkan utk kita smua Amin....

Diary

“Pontianak 20 Oktober 2011”
             Malam Masih Tanpa Pesan,,, Siang masih Tersa bungkam,,, ku tag merasakan gegap gempita kebahagiaan... hari terasa sepi.. yang ada hanya kepenatan yang kurasakan... Berkeluh kesah dalam sunyinya malam,, hanya isak tangis kepedihan yang menyelimuti,, dingin pekat membungkam jiwa, suara jangkrik memecah suasana, membuat malam semakin terasa syahdu...
             Ku berdiri sendiri merarenungi diri,,, Garis kelam hitam kehidupan membuatku terhenyak. Menyambut pagi dengan asa, menyimpan beban yang perih, lirih dalam hati... terdiam saat mengingat masa muda yang terdapat suramnya jalan hidup, dalam Cinta, Rizki dan Cita-cita yang ingin ku raih... Takut Mencekam merenggut hati. Gundah berapadu rasa dalam goresan Puisi Kehidupan diatas lembar Hidup ini... Diri yang muda berbalut Luka, masalah dipendam menjadi beban, namun untuk diungkap takut menjadi masalah baru yang sukar dipecahkan. Mimpi buruk sering mengganggu, kala malam datang disaat kendak memejamkan mata.
             Sendiri terpaku sepi, meratap Lampu Putih diatas langit kamar yang bernuansa Suci... fikirku mulai kolot,  kegusaran datang lagi menganggu... berkali mencoba memejamkan mata, tapi kelopak mata tag rapat dan belum siap bernanung di dunia mimpi... kembali ku mengingat masa-masa itu,,,, semua berawal dari sebuah Cinta... Hidup dan kasih sayang,,, Dunia maya... Dunia nyata membuat ku bungkam untuk bersaja dalam suka dan duka...

Mahasiswa Maha Sibuk


    Cerita ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan emak-emak menyusui.
Cerita ini sedikit banyak terdapat fiktif, semoga tertawa
Baca aturan pakai, bila sakit berlanjut hubungi dokter­­­­­­­­­­­­ 

&%*&#@!!   
Dear Untuk saHABAt IanK AkU cINTA.....
Sahabatku,
pernahkah kau melihat rintik hujan dalam gelapnya malam?
Pernahkah engkau melihat ayam jantan bertelur? Tentu saja tidak,
Karena itu tidak mungkin
Pernahkah engkau melihat katak dalam tempurung? Mungkin pernah
Bisa jadi karena katak tersebut lagi maen umpet umpetan dengan kodok lainnya #LOL
Pernahkah engkau melihat pria muda bertubuh kecil yang manis? Tentu, itulah aku
Dan pernahkah engkau melihat monyet yang mengunyah pisang? Tentu pernah, itulah kamu
Yang baca cerita ini sambil senyum sendiri. 

Tepiiiss. Halaaap, an gayouL

Wa_One

  
   Mahasiswa Maha Sibuk


(6,,6) Kuliah identik dengan gedung Rektorat, kampus, Perpustakaan, Musolah, Aula, Taman, Lapangan, Parkiran, Kolam renang, dan sebagainya. Isinya Kepala yayasan, ketua Rekrorat, bagian kemahasiswaan, Stap kampus, Dosen Mata Kuliah, Dosen PA, Doseen Pembimbing Skripsi, mahasiswa dan Petugas kebersihan.
Ngomongin Kuliah pasti Identik dengan Mahasiswa, ngomongin mahasiswa pasti berhubungan dengan Alamater, Binder, Infokus, DHK, SKS, dan laptop buat ngerjain tugas lengkap dengan tugas berupa makalah yang senantiasa bikin bokek karena kerjaannya diprint dan di fothocopy. Ga ada alasan buat tidak ada. Ada ga ada, harus ada. Yaa begitulah kuliah, itulah tugas mahasiswa.
Mahasiswa maha sibuk, itulah aku. Sebagai mahasiswa, kebiasaan baik mahasiswa aktif hanya pada semester satu, ini terbukti dari berbagai fakta, datang kuliah Cuma ngarep dapat tanda tangan dosen mata kuliah, dikelas kerjaannya gosip, menghayal, mikirin kost yang nunggak (belum dapat kiriman), ada yang risih karna ga mandi (Leding ga jalan), sedih karena pacar na ilang (mungkin males liat wajahna yang kaya adonan bolu), belum lagi ngantuk karena bergadang semalaman (dari nonton sinetron Putri yang Tertukar, Ovj, ampe tinju), dan sebagainya.
paling demen, seneng , suka dengan vote terbanyak penyakit Mahasiswa masa kini yaitu syndrome BBM-an, Tweeteran, Fb-an dan bales sms pacar serta orang ga penting sambil manyun dan cekikikan ga jelas. Bukan Cuma itu, ada juga yang namanya suka dandan, pake Dempol seperti mayat hidup, (^...^). (maaf bila ada yang merasa).
Sebagai Mahasiswa yang baik, rajin, sopan, dan ramah, serta sadar akan hukum juga sadar akan diri sendiri, aku tidak memungkiri diantara Salah satunya adalah aku, datang kuliah Cuma niat buat ketemu teman, dapat tanda tangan dosen, dalam arti biar dikatain dosen anak rajin, ngarep dikasi A pas ujian akhir semester. Tapi niat lahir batin kembali lagi yaitu menuntut ilmu (^,~)
Pernah suatu hari saat itu jelang ujian Akhir Semester, aku tidak ikut ujian mata kuliah penting, 3 SKS yaitu Aplikasi Office, dikarenakan aku sakit. Alhasil aku harus mengikuti ujian susulan belakangan, sendirian.
“Grrrrr, grrrrr, grrrrr”
handpone” ku bergetar, kulirik layar ponselku tertera
‘Dosen Pita’, .... calling !!!
“Weeew, (OoO)” mataku melotot seperti telor buaya yang baru kluar dari perut induk buaya gila.
“waduuh, mampus aku, Dosen Mata Kuliah, sekaligus Dosen PA-ku menelfon ku.” Muka ku merah, keringat dingin mulai bercucuran seperti kencing sapi. Kalo ingat akan penyakit demamku, ini lebih menakutkan, pasti dosenku akan menyuruhku masuk besok untuk ikut ujian sususlan.
Dengan tangan gemetar seperti abis kesetrum kabel, Aku memberanikan diri mengangkat telefon dari dosen ku itu.
“Hallo.... Assalamu’alaikum” terdengar suara wanita diseberang sana
“Hallo... Wa’alaikumsalam” suaraku memelas rada gemetaran,
“awan, ini ibu Pita dosen kamu”
“Iya, ibu...” jawabku dengan sedikit lega
Ibu cuma mau bilang, kalo besok kamu harus masuk untuk ikut ujian susulan bersama mahasiswa yang lain”
Iya, ibu...” jawabku lagi dengan nada rada bengek
‘Terimakasih wawan, assalamu,alaikum’
“eeeemmmm”  kataku terputus yang terdengar hanya
Tut.tut.tut.tut.tut.tut.
___Telfoon terputuus
Aku merasa belum sempat mengatakan kalo aku belum bisa masuk besok, dikarenakan aku belum siap lahir dan batin untuk ujian. tapi telefon udah keburu ditutup. Aku masih melongo seperti orang bego, handphone masih ditelingaku, niat ku hendak menelfon balik ibu pita, tapi pulsaku sekarat, kalo terputus pasti malu, fikirku.
“Wa’alaikumsalam” balas ku lemas, sambil meletakkan handphone-ku di meja.
aku bolak balik, mondar mandir, celingak celinguk, bak setrikaan dikamar kostku, memikirkan ujian susulan mata kuliah Aplikasi Office besok.
fikirku, “aku selama sakit tidak ada belajar, mana aku tau materinya apa yang keluar, mana catatan tebal nauzubillah. Yang dihadapkan rumus Logika lagi. cimeng dah, kecoa bunting, kancil nakal”
Fikirku lagi “apa mungkin aku minta kasi tau sama teman sekelasku yang udah ujian duluan?. Waaaah... ribet... dan pasti itu ga mungkin. Terutama si irawan kantong kresek, dia kan pelit, ngakunya teman tapi mana pernah tiap semester dia liatin aku contekan. Sama si nining, wah, dia kalo libur begini pasti pulang kampung halamannya, apa lagi musim panen jeruk ditempatnya, skalian nining jualan jeruk, hasilnya buat nambah daftar ulang saat perkulihan baru nanti, minta tolong dedev keturunan aceh ga jelas dimananya, sama aja kaya nining, mereka berdua CS kental melebihi susu kental manis. Apa lagi si yuni, tetep ga mungkin, doi kan cewe super-per-per perhitungan. Ma uang dan makanan aja dia pelit, pastinya ma contekan juga. Yuni terkenal dengan pelit bin midit tapi dia cantik dan sexy, ga tau hatinya pelit apa kaga ya, hihihihihihihihi #ketawa tikus.”
Fikirku kembali “besok ujian pasti ga bisa nyontek, mengingat pengalaman semester lalu si febryn ujian susulan juga, dan ujiannya diruangan dosen.”
Fikirku lebih keras lagi “salah satu cara yaitu SKS alias salin kekertas kecil. Itu juga kalo bisa...”
G u B r A k ! ! ! !
(Pingsan sambil kejang-kejang seperti kecacingan karena cacing kremi)
Akhirnya aku putuskan belajar malam itu, karena semua kemungkinan bisa saja terjadi. Tapi walaupun belajar tetap saja aku tak bisa konsentrasi belajar dalam waktu semalam.
--- (o_o) ---
Keesokan harinya.....
Aku duduk manis di ruangan dosen Pogram Studi Tekhnologi Informasi dan Komunikasi, sambil menunggu ibu Pita datang, tak lama kemudian ibu Pita muncul sambil membawa lembar soal beserta lembar jawaban, lengkap dengan Absen DPNA.
‘sudah lama nunggu, ya wan?’ ibu Pita menyodorkan kertas DPNA utuk aku tanda tangani,
’maaf yaa, ibu agak telat, soalnya tadi ibu kasi anak ibu makan dulu, terus buat sarapan untuk suami ibu’
‘Ooooh gapapa, bu... belum lama kok, saya juga baru sampai’
‘sudah siapkan UAS mata Kuliah Ibu?’
‘Insya Allah Siap bu?’ jawabku datar
‘ini soalnya, ga banyak kok, Cuma 5 soal. Esay’ Sembari menyodorkan kertas soal dan lembar jawaban kepadaku.
Mataku melotot, soalnya sepertinya terbilang mudah, tapi tetap saja sepertinya aku tak bisa mengerjakannya, lantaran aku tidak belajar tadi malam. Mana esay lagi, Niat burukku untuk menyontekpun urung tuk ku lakukan karena ibu Pita mengawasiku dengan duduk dimeja pojok dekat jendela yang tak jau dari bangku ku. Sesekali aku menghela nafas dan menggaruk kepala seperti monyet yang lagi banyak kutu, karena tidak keramas setahun untuk mencari jawaban soal itu. Kebanyakan soalnya mengenai rumus yang menggunakan Logika, tabel excel. Seingatku, ada satu soal excel mengenai rumus logika yang menyatakan JIKA NILAI SEMESTER SATU LEBIH DARI SAMA DENGAN 2,9, MAKA JUMLAH SKS 24. Dengan bingung aku menjawab sambil memperhatikan lembar soal yang ada gambarnya. Yang pasti bukan gambar crayon shinchan atau cibimarukocan seperti dikomex kesukaanku, tapi gambar tabel excel yang terdiri dari beberapa Kolom dan baris yang dinamakan cell. 
C6 (nilai semeter satu) dan C7 (JUMLAH SKS).
 Seingatku, aku sudah pernah belajar ini dari sMa, aku pun menjawabnya :
=if(C6>=2,9;C7”24”) enter.
 Aku merasa jawabanku itu betul, Cuma ada beberapa soalnya yang tidak aku tau jawabannya, seingat ku ada salah satu petanyaan tentang pengertian Excel, dengan santai aku menjawabnya. EXCEL adalah kotak-kotak biasa untuk menghitung if, sum, average, max, min, and, or de el el. Excel adalah program microsoft office dan excel bukanlah motor excel, excel juga buka nama kartu excel. Jawaban yang bagus untuk mahasiswa kurang satu Ons tapi tetap manis dan baik hati seperti aku.
Hampir sembilan puluh menit aku mengerjakan soal ujian, otak ku blank. Ga tau apa yang harus aku isi dilembar jawaban soalku. Kumanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan jawab nebak. Dalam hati sesekali aku berdoa agar mukjizat Tuhan datang.
sesaat aku berhayal, andai saja aku punya Ibu Peri kaya sinetron Bidadari yang diperankan Marshanda dan Ayu Azhari, senetron favoritku waktu masa esde. Pasti aku bisa menyelesaikan tugas ujianku dengan baik. Hihihihihii (ketewa geli dalam hati)
‘Waaan...!!!’ suara bu Pita terasa dekat sekali ditelingaku, saat ku toleh ternyata ibu pita nongol disampingku. Fikirku kirain ibu peri yang menyapaku, ternyata ibu peri_ha_tin
‘eehh, ibu,,, kapan datangnya bu’ jawabku dongo ‘bukannya... tadi ibu di meja pojok dekat jendela, bu’
‘sapa bilang, ibu udah dari tadi didekat kamu,wan’
‘haaaa..???’ aku seperti orang bingun jadi salah tingkah. Gigit pulpen sampe ujung pulpen berubah mirip puntung rokok yang tidak dimakan api. Kebiasaan gigit pulpen sudah mendarah daging sejakku sMp. Sepertinya tak bisa ada imajinasi dan kreasi kalo tidak menggigit pulpen sambil memutar mata keatas kebawah seperti bola yang digelinding. Lama-lama bukan lagi gigi pulpen, tapi mungkin bisa jadi gigit kulit duren. hahahahha
‘dari tadi ibu lihat kamu melamun saja, udah selesai belum isi soalnya itu?’
‘udah, bu’
‘kalo sudah, kumpulkan. Biar ibu koreksi’
Akupun menyerahkan kertas ujianku dengan muka polos anak baik, tetep dengan senyum ala kodok bertelur.
Belum ada perintah keluar ruangan dari ibu pita. Ibu Pita mengoreksi soal ujianku. Sesekali ibu Pita tersenyum, sesekali kemudian keningnya mengerut sambil geleng geleng sapi. Hati dan Perasaanku sudah mulai tidak enak, aku tau pasti nilaiku amburadul, aku permisi untuk keluar ruangan
‘bu, saya permisi ya bu’
‘mau kemana wan?’
‘mau pulang, bu.’
‘Tunggu dulu, ibu mau bicara sama kamu?’
‘Haduuuuh, mampus aku’ gumamku dalam hati. ‘emm,emm.. emang ada apa ya bu?’ wajahku memerah melebihi merahnya pantat babon
‘wan, kamu taukan kamu sekarang sebagai apa?
‘Mahasiswa, bu’
‘Kamu tau kalo hari ini kamu ujian?’
‘Tau bu....’ jawabku singkat dengan wajah lesu
‘Kalo kamu tau, kenapa nilai kamu jadi jelek begini? bukankah semalam ibu sudah telefon kamu untuk belajar?’
‘Iyaa, bu..’
‘Trusss, kenapa nilai kamu jadi kurang begini?’
‘Saya juga ga tau bu’
‘Kenapa ga tau’
‘Karena saya ga tau’
‘Ga tau makanya belajar’
‘Kemarin katanya kamu sakit, ibu maklumi, tapi kan ibu kasi waktu buat belajar.’
‘Awan kemarin sembuh dari sakit sibuk bu’
‘Sibuk? Kalo ibu boleh tau, sibuk apa?’
‘Sibuk maen monopoli bu. Dan kemarin sakit dikarenakan mengalami syndrome keracunan makan chiki-chiki, bu.... (ini jawaban bukan sebenarnya hanya dicerita)

Ngek ngek ngek ngek ngeeeek...

‘wan, bukankah soalnya mudah semua, dan sudah pernah ibu ajarkan ke kamu dan teman-teman kamu?’ wajah ibu sedikit kecewa kepadaku, ‘jumlah soalnya juga sedikit.’
‘Haaah.. mudah?’ sambil monyong kearah ibu Pita, ‘Mudah dari mana bu.’ Jawabku lemas, ‘soalnya memang sedikit, Cuma lima soal, tapi jawabannya bu, merempet rempet. Beranak pinak. Alahasil saya pun menjawabnya merampot rampot (asal-asalan)’
Plak !! plak !! plak !! plak !! ____________ Tewas
Baik hati ibu Pita Dosen mata kuliah sekaligus Dosen PA ku, sangat peduli padaku. Dikarenakan ibu juga dulu mahasiswa pernah mengalami hal yang sama seperti aku. Jelang pembagian hasil Ujian, mata Kuliah Bu Pita aku dapat Nilai A, ga sia-sia aku ikut ujian walupun jawabanku rata-rata asal asalan. Ibu Pita baik hati, Cuma satu pesannya, saat semester selanjutnya lebih serius untuk belajar, dan harus menjadi mahasiswa yang baik serta bisa menyelesaikan masalah dengan baik.
--- (O+O) ---
Penyakit syndrome malas belajar, malas menerima mata kuliah bukan hanya terjadi padaku. Fikir anak idiot tapi tetap aja hidup dikarenakan masih punya bakat dan kreasi (jualan kerupuk jawa ma buat sambel terasi) Ini tidak berlaku Cuma pada diriku, sadar akan penyakit syndrome ini, si qorry sahabat ku yang suka pake baju bokapnya (dikarenakan pengen seperti bokapnya) juga begitu, anak yang kelihatan alim, dengan gaya sederhana dan suka ngupil sambil BBM-an sampai bibir na Dower bak Bibirna Jubir lebih binal dan agak alim, sedikit lugu dan kalm, tapi banyakan pornonya,.
“maaf qorry sahabat ku, aku berjanji abiz nulis ini, aku mandi junub dan sholat tobat (LOL)_@#$#@%^!!!.”
qorry juga suka curhat ma si zaenal, ga heran pernah suatu hari, waktu presentasi kelompok yang membahas materi Machintos di mata Kuliah Bu Mardiah tukang operasi, eh salah, sistem oprasi maksudku, si zaenal pagi-pagi matanya berair, kirain dia mengantuk dengerin teman lain presentasi, aku menoleh kearah belakang zaenal, yang duduk disamping qorry.
“zaen, kamu ngantuk ya dengerin presentasi ini?,
“ga, kok !!!, aku Cuma sedih dengarin si qorry curhat”
zaenal dengan wajah bodohnya mengusap air mata dipipinya yang banyak ditumbuhi jerawat nafsu dan selebihnya jerawat batu (o..o) ___ (itu jerawat apa bisul ya?)
“haaaah????”
fikir ku mulai gila, ternyata si zaenal tidak mengantuk dipagi itu, tapi ternyata terharu dengerin cerita qorry yang menyentuh hati.
Fikir ku lagi dengan rada dongo setengah bengong sambil ngulum jempol yang banyak cacing, aku mulai bergumam dalam hati.
“sepertinya qorry sahabat ku, punya bakat jadi pengarang Novel, ceritanya, melebihi cerita pilem Korea atau telenovela yang suka ditonton sama anak remaja sampe lupa sholat dan mandi” _______”PREEEEETTTTT !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Saking asyknya curhat tentang pacarnya yang hilang tak tau limbahnya (pabrik wanita) dengan si zaenal, sampai-sampai saat mengajukan pertanyaan, qorry mengajukan pertanyaan yang ga nyambung. alhasil qorry yang mukanya seperti tahu goreng, enak di makan ga enak dilihat itu ga mengerti dengan apa yang ditanyakan dan apa yang dijawab.
Ngomongin si qorry yang demen pake baju bokapnya itu, lain lagi sahabat ku si hadya, Mahasiswi yang satu ini siratu kaca di kelas, baginya, ga ada hari tanpa kaca, ga ada hari tanpa bedak, ga ada bedak yang ga Dempul seperti cat Tembok Kampus, ga ada bedak, tepungpun jadi, akhirnya ga ada gading yang tak retak. Ga ada badak yang ga berbedak.
Dapat disimpulkan tak ada bedak, wajahnya hadya menjadi retak seperti badak. (@_@).